Lebaran Tanpa Ketupat

Tahun ini adalah giliran kami berlebaran di keluarga Jember. Kami tidak ke rumah eyang di Pacitan seperti 2 tahun yang lalu. Kami dijemput oleh mas Bayu di Surabaya beserta Devi, Alya dan Reza. Oia, Reza anaknya mas Bayu tahun ini diajak untuk lebaran di Jember mumpung ada temennya, Alya. Dua anak ini beda banget. Reza pendiam, Alya petakilan. Reza rangking 2, Alya rangking 2 puluh lima hehe… Tapi ada satu kesamaannya, sama-sama item gosong dan mabok selama perjalanan.

Alya,Reza & Daiva

Alya,Reza & Daiva

Liburan kali ini lebih rame, selain ada mbak Sukma (yang langsingan,turun 15kg secara alami euy) dan Reza, mas Bayu dan mbak Ardinana beserta 3 jagoannya juga sering main ke rumah. Daiva juga lagi lucu-lucunya, seneng liat video lagu anak-anak dan niru gerakannya. Tapi galaknya tetep sih terutama kalo keinginannya ga diturutin.

Daiva

Daiva

Kebiasaan buka puasa di keluarga Jember sedikit beda dengan di Indramayu. Di Indramayu dibiasakan selalu ada kurma untuk tajil selain makanan ringan lainnya. Makan besarnya baru setelah sholat maghrib. Di Jember, kurma tidak masuk dalam daftar tajil dan langsung makan besar setelah buka puasa. Kebiasaan shalat tarawih di Jember juga beda. Aku sempet tarawih di musholla deket rumah. Total rakaatnya 15, 12 tarawih dan 3 witir. Sebuah alternatif bagi yang merasa 11 rakaat terlalu sedikit dan 23 rakaat terlalu banyak.

Tiba juga saatnya pengumuman Idul Fitri. Alhamdulillah tahun ini tidak ada perbedaan antara Muhammadiah dan pemerintah walaupun awal ramadhannya beda. Kami pergi ke alun-alun kota untuk melihat suasana malam takbiran. Cuaca saat itu hujan ringan, jadi alun-alun tidak terlalu ramai. Tidak ada acara rame-rame seperti pawai atau pesta kembang api, hanya masyarakat yang bermain kembang api masing-masing.

main kembang api

main kembang api

Shalat idul fitri kami tunaikan di lapangan dekat rumah. Imam dan khatibnya adalah Eggy Sudjana, salah satu calon gubernur Jawa Timur tahun ini. Isi ceramah awalnya masih menyangkut tentang idul fitri namun lama-lama berbau politik, cenderung menjelekkan para pemimpin saat ini, bukannya mendoakan. Ada pengumuman menarik sebelum pelaksanaan sholat ied yaitu tentang sajadah yang ketinggalan saat pelaksanaan sholat Idul Adha tahun lalu.

sebelum sholat ied

bersiap untuk sungkeman

bersiap untuk sungkeman

Ada kebiasaan lagi yang berbeda di sini saat lebaran. Tidak ada ketupat, hanya lontong. Ketupat baru ada saat hari ketujuh, lebaran ketupat istilahnya. Hari pertama lebaran kami isi dengan silaturahmi ke tetangga, Bude di Tanggul dan Pakde Daroh. Besoknya kami ke rumah Om Watok di Situbondo, sekitar 3 jam dari Jember. Mas Bayu dan mbak Ardiana beserta 3 jagoannya juga ikut. Kami sholat Jumat di masjid dekat rumah om Watok, masjid Nurul Muttaqin desa Sumber Anyar Situbondo. Ceramahnya begitu singkat dan dalam bahasa arab, sampe-sampe aku ga sadar bahwa itu ceramah, tau-tau udah duduk di antara 2 khotbah. Selain itu juga ada beberapa jamaah wanita yang ikut sholat Jumat.

Sepanjang perjalanan pergi pulang Alya muntah dan badannya menggigil. Kami pikir cuma masuk angin jadi kami beri obat penurun panas dan obat masuk angin. Tapi sampe rumah ternyata ga membaik, akhirnya malam itu juga dibawa ke dokter karena besoknya kami rencana mau ke rumah orangtuanya Yudho di Malang. Panas tubuhnya ternyata sampe 40,2 derajat dan jadinya harus dirawat malem itu juga. Hasil pemeriksaan darah menunjukkan adanya infeksi lambung. Alya pun dirawat 4 hari 3 malam. Kasian juga liat Alya sakit ni, yang biasanya makan sehari bisa 8 kali, sekarang makan 3 sendok aja susah. Itu pun akhirnya dimuntahin juga dan aku yang bagian nadahin muntahannya. Gagal sudah rencana ke Malang dan malah akhirnya keluarga Malang yang ke Jember beberapa hari kemudian.

para penunggu

para penunggu

Sebagai pengganti ke Malang, kami ke Gumitir, rest area di jalan antara Jember-Banyuwangi. Sepanjang jalan yang naik dan berkelok, banyak orang minta-minta di pinggir jalan. Tempatnya di dataran tinggi jadi suasananya sejuk dan udaranya segar. Sepanjang jalan Daiva minta dinyanyiin lagu ‘unung’ alias naik-naik ke puncak gunung. Di sana ada cafe, arena outbond, flying fox dan naik kuda. Alya yang baru sehari keluar rumah sakit mulai keliatan aslinya, dia minta flying fox dan naik kuda. Tapi kami larang.

kursi raksasa

kursi raksasa

kereta kelinci

kereta kelinci

Selain itu ada mobil wisata untuk keliling kebun kopi milik PTPN di area itu dan berhenti di terowongan kereta api jaman belanda dan pabrik pengolahan kopi. Sayangnya saat itu bukan musimnya, jadi tidak ada aktifitas di sana. Perjalanannya sekitar 1 jam. Menyenangkan bisa menghirup udara yang sangat segerrr, sebuah kemewahan di kota besar.

menikmati udara segarrr

menikmati udara segarrr

Maaf, Makan & Main

Tahun ini giliran kami untuk lebaran di rumah orangtuaku di Indramayu. Jarak rumah kedua orangtua kami yang jauh (Indramayu & Jember) hanya memungkinkan kami lebaran di satu tempat saja.

Lebaran selalu marak dengan momen maaf-maafan. Begitu banyak tamu yang datang ke rumah untuk maaf-maafan, walaupun ada juga beberapa yang datang untuk berobat. Oia, bapak adalah seorang mantri (perawat) yang sudah lama buka praktek di rumah. Sedangkan ibu adalah pensiunan guru SD yang sebelumnya sempat cukup lama menjabat kepala sekolah. Mantan-mantan muridnya,baik yang masih sekolah maupun yang sudah punya anak,rutin datang ke rumah saat lebaran. Saking banyaknya tamu, kami jadi tidak punya waktu untuk sungkeman dengan bapak ibu. Praktis kami baru bermaaf-maafan setelah sholat Dhuhur berjamaah. Selain dengan tetangga, kami juga maaf-maafan dengan sanak famili. Keluarga besar orangtuaku punya tradisi halal bi halal setelah lebaran, keluarga ibu pada 2 syawal dan bapak pada 3 syawal.

Lebaran juga identik dengan masak & makan, begitu juga lebaran kami (lebih tepatnya Afny masak & aku makan). Kebetulan tahun ini rumah ibu menjadi tempat halal bi halal keluarga besarnya, Bani Kartawi. Ibu, mbak Nining & Afny pun berkutat di dapur. Ibu masak sambal goreng, mbak Nining bikin pecel, Afny bagian salad buah. Besoknya giliran halal bi halal keluarga besar bapak, Bani Ghazali. Kali ini ibu, mbak Nining & Afny nggak perlu masak, cukup datang dan menyantap makanan. Nah baru keesokan harinya mereka bertiga berkutat lagi di dapur, kali ini bikin nasi kuning untuk syukuran hari lahirku & Alya. Aku sudah 30 tahun & Alya baru 3 tahun πŸ™‚ . Sorenya Afny memasak makanan favoritnya, tomyam.

Lebaran kali ini juga penuh dengan acara bermain. Hari kedua lebaran mas Yandi,mbak Dian & si kecil Alya menginap di rumah. Wah, Alya sudah jauuh berbeda dengan tahun-tahun lalu, sudah nggak rewel lagi. Sudah mau diajak jalan dan main. Sudah hafal al-Fathihah & beberapa lagu. Juga sudah pintar merajuk. Hari itu Alya main terus sampai malam, tanpa tidur siang sebentar pun. Padahal kita semua udah pada capek. Waktu diajak tidur malam pun dia sudah bisa mengelak ‘Alya mau main dulu ya, nanti abis itu tidur’. Tapi ada satu yang belum berubah, Alya masih susah makan nasi. Setelah 2 suapan nasi, mbak Dian akhirnya nyerah. Nasi & sayur Alya pun di-blender, itu aja Alya masih lama makannya. Perlu 1 jam lebih untuk menghabiskannya (masih sisa beberapa suapan sih).

Selain maaf,makan & main, lebaran kali ini juga kami optimalkan untuk berbakti pada orangtua kami. Walaupun Jakarta-Indramayu cuma 2,5 jam naik kereta, nggak setiap bulan juga kami pulang. Makanya selama mudik kemarin sebisa mungkin kami habiskan waktu bersama mereka, baik membantu pekerjaan rumah atau sekedar ngobrol & bercanda untuk membahagiakan mereka. Kalau kata ustadz pas kultum dhuhur, orangtua akan senang kalau kita ‘memberikan’ diri kita, tidak hanya memberikan sesuatu di luar diri kita. Ketika kita memberikan uang atau barang, sesungguhnya yang kita berikan adalah sesuatu di luar diri kita. Namun ketika kita hadir di depan mereka, mendengarkan mereka, mengajak ngobrol mereka, saat itulah kita ‘memberikan’ diri kita untuk mereka sebagaimana mereka lakukan saat kita masih kecil.

Little Monster

Beberapa waktu lalu tepatnya tanggal 16 mei 2012 beberapa kelompok remaja yang menamakan dirinya sebagai little monster berkumpul di beberapa titik di Jakarta salah satunya didepan istana. Melalui pemberitaan di televisi salah satu dari mereka bercerita yang kurang lebih seperti ini narasinya:
β€œ Iya kami semua berkumpul disini untuk saling menguatkan karena kami sangat sedih dan kecewa atas gagalnya konser lady Gaga.”
Sontak pernyataan salah satu remaja itu membuatku terhenyak dan susah untuk berkata-kata. Bukan karena takjup akan pernyataan super lugunya tapi lebih kepada O my God, kenapa remaja sekarang bersedih sebegitu dalam, berkumpul untuk saling menguatkan hanya sekedar untuk meratapi gagalnya Lady Gaga konser di Jakarta. Sungguh sangat besar waktu luang yang mereka miliki, sehingga masih sempat secara berjamaah meratapi sesuatu yg sama sekali tidak patut diratapi secara berlebihan. Sungguh telah tumpul hati mereka, ketika masih banyak hal yg jauh lebih patut diratapi di negri ini dari pada sekedar hanya meratapi gagalnya sebuah konser Lady Gaga. Ratapilah nasib jutaan anak Indonesia masih tidak bisa mengeyam pendidikan, ratapilah banyak kasus busung lapar yg masih saja ada di negri yang katanya kaya raya ini, ratapilah sikap para penguasa yang rakus korupsi sana sini, ratapilah nasib para TKI yang tak berdaya atas belenggu hukum di Negara mereka bekerja, ratapilah banyaknya pasien yang ditolak di rumah sakit karena tak ada biaya…ratapilah hal hal yang memang layak untuk diratapi. Bisa dibayangkan generasi seperti apa yang kita miliki, jika hanya karena sebuah konser yang batal mereka sudah sebegitu sedih sampai mengatak β€œit is a sad sad day.” Jangan bayangkan, karena perasaanku bercampur antara sedih, malu dan marah hanya sekedar untuk membayangkannya.

Konon katanya disinyalir, bahwa konser ini batal diselenggarakan karena salah satu Ormas Islam mengancam akan memboikot konser lady gaga jika tetap nekat dilaksanakan di Jakarta. Lantas sebuah sentimen masyarakt terbentuk untuk menyudutkan Islam. Padahal jika mau jujur, sekelompok masyarakat Katolik dan Kristen juga menentang rencana konser Lady Gaga tersebut. Mabes Polri dan pemerintah mengemukakan alas an bahwa Konser Lady Gaga tidak diberikan ijin karena dikhawatirkan akan mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup remaja di Indonesia. Alasan ini begitu mudah dipatahkan oleh para little monster, bahwa hanya dengan konser yang berdurasi tak lebih dari 3 jam, tidak mungkin akan mampu merubah pola pikir dan gaya hidup remaja Indonesia.

Sejatinya alsannya cukup sederhana, jika mmg kita beriman, maka sudah harga mati untuk kita untuk sama sekali tidak membuka celah bagi setiap karya seni bentuk apapun yang mengagungkan syaiton. That’s it…karena jika kita melanggar garis demarkasi yg sudah jelas itu, musrik sudah jelas ditangan anda.

β€œketakjupanku” belum berhenti sampai disitu. Sentimental para little Monster baru-baru ini dengan sangat tidak cerdas dimanfaatkan oleh salah satu calon wakil gubernur DKI. Menanggapi batalnya konser lady Gaga, secara tidak langsung beliau mengatakan inilah akibat sebuah Negara yang dijalankan masih dengan membawa ajaran agama. Pernyataan yang kemudian santer diberitakan itu adalah β€œJangan taati kitab suci, taatilah kitab konstitusi.” Woooowwww, Secara kasat mata, pernyataan beliau sungguh tak lebih dari sekedar mencari dukungan kaum sekuler untuk kepentingan pribadi…so embarrassing. Alih alih ingin mencari dukungan, banjir kecaman dan juga citra yang buruk justru sekarang menghampiri pasangan yang sejatinya berpeluang besar ini.

Seketika aku berdoa, semoga tidak akan pernah negri ini mempunyai pemimpin seperti dia..aamiin.

Cah Lucu

Dah lama banget ya kami ga nulis di blog ini. Ternyata ga gampang ya untuk konsisten nulis. Sebagai pemanasan setelah lama ga nulis, kami ceritain kisah ringan waktu kami pulang kampung ke Indramayu weekend kemarin.

Seperti biasa kami pulang ke Indramayu pake kereta Cireks. Kami nyampe di stasiun Jatibarang sekitar jam 15.30, lebih awal dari yang aku kira. Kami pun duduk di kursi tunggu sambil nunggu Bapak jemput. Ga lama setelah kami duduk, ada nenek-nenek yang jualan krupuk pasir atau lebih terkenal dengan nama krupuk mlarat. Krupuknya dibungkus plastik kecil-kecil, harganya cuma 500 perak. Berniat untuk membantu aku pun beli 4 bungkus, demikian juga dengan mas-mas yang duduk di belakangku. Setelah kami bayar, nenek itu bilang “makasih ya cah lucu” ke aku dan bilang “makasih ya cah ayu” ke Afny. Ga lupa, dia juga bilang “makasih ya cah bagus” ke mas di belakangku. Afny langsung ketawa denger aku dibilang Cah Lucu ama nenek itu. Selama ini Afny sering bilang bahwa wajahku lucu kaya anak kecil apalagi kalo lagi tidur, tapi aku selalu menyangkal dan bilang bahwa wajahku dewasa. Ah si nenek itu terlalu jujur.

 

 

11 dan 23

Lebaran tahun ini kami mudik ke Pacitan, kota kecil yang tenang di selatan Jawa Timur. Kami naik pesawat dari Jakarta ke Yogya trus dilanjutin naik travel. Perjalanan dari Yogya ke Pacitan sekitar 3jam, ngelewati daerah Gunung Kidul yang gersang & jalan yg berliku. Kami pake travel Aneka, ongkos travelnya 60rb per pax.

Kami nyampe Pacitan hari ke-28 ramadhan. Waktu itu perkiraan banyak orang puasa tahun ini cuma 29 hari, jadi malem itu adalah malem terakhir tarawih. (semalem pemerintah ngumumin puasa tahun ini 30hari). Kami sholat tarawih di masjid agung Pacitan, jaraknya cuma walking distance dari rumah eyangnya Afny. Seperti biasa, setelah rakaat ke-8 tarawih, aku mundur trus ngelanjutin sholat witir sendirian. Ada beberapa jamaah lain juga yg mundur dari jamaah. Abis itu aku nunggu Afny di luar. Ga lama setelah itu kok banyak jamaah yang pada keluar. Ooo…berarti di masjid ini tarawihnya 8 rakaat pikirku. Trus aku nengok ke dalam masjid sambil nyari Afny. Lho…di dalem kok masih ada beberapa jamaah yg shalat tarawih jamaah. Ternyata masjid ini memfasilitasi jamaah yg sholat tarawihnya 8 & 20 rakaat. Jadi buat yg 20 rakaat, mereka mundur setelah tarawih rakaat ke-8, nunggu jamaah yg tarawihnya 8 rakaat selesai sholat witir. Abis itu mereka berjamaah ngelanjutin tarawihnya. Aku baru tau ada masjid kaya gini.

Perbedaan-perbedaan dalam pelaksanaan ibadah dalam islam banyak terjadi. Seringkali ini jadi bahan debat yg berkepanjangan & tanpa solusi. Solusi yg diambil masjid agung Pacitan perlu dicontoh masjid lain. Jamaah yg berbeda jumlah rakaat tarawihnya bisa terfasilitasi untuk mendapatkan keutamaan sholat tarawih berjamaah di masjid selama bulan ramadhan.

Nyundul bokong

Di (awal-awal) bulan Ramadhan ini, masjid-masjid jadi rame dikunjungi jamaahnya. Terutama pas tarawih malem pertama, jamaah masjid membludak bahkan lebih rame daripada pas jumatan. Supaya jamaah bisa tertampung, jarak antar makmum dan sebelahnya jadi lebih rapet waktu sholat. Ini bagus,sesuai dengan tuntunan sholat berjamaah yaitu shaf yang lurus & rapat.

Supaya shaf lurus & rapat, lantai masjid biasanya dilapisi karpet atau sajadah yang ada garis shaf-nya. Ada juga yang desain lantainya sendiri udah ada garis shafnya. Nah masalahnya..di mayoritas masjid di Indonesia jarak antar garis shaf ini terlalu rapat,sekitar 1 meter. Akibatnya pas bangun dari sujud & berdiri, kepalaku kadang nyundul bokong jamaah di depanku. Apalagi kalau jamaah di depanku berdirinya di belakang garis shaf (mungkin dia juga pengen menghindari nyundul bokong jamaah di depannya), aku harus nunggu dia untuk berdiri dulu baru aku nyusul berdiri. Parahnya lagi kalau dia pake sarung, aku harus mastiin bener-bener kalo dia udah berdiri, kalo engga bisa-bisa kepalaku masuk di balik sarung dia.

Menurutku ada beberapa kategori pengaturan shaf di masjid yang baik:
1. Jarak antar shaf minimal 120cm, biar nyaman waktu sujud
2. Lebar sajadah jangan sampe membuat seorang jamaah dengan jamaah di sebelahnya ga rapet,50cm udah cukup.
3. Jangan dikasih corak-corak yang malah bikin sholat gak khusuk.

Tapi kalo denger cerita jamaah haji, sholat di masjidil haram juga desek-desekan. Seringkali jarak antar shaf terlalu rapet. Pada akhirnya memang kekhusukan sholat tergantung hati kita, ga hanya karena jarak antar shaf yang baik. Wallahua’lam

hiks…hiks…

Bukan…aku bukan lagi nangis,apalagi nyanyi. Aku lagi cegukan atau bahasa inggrisnya hiccups. Awalnya jumat 2 minggu kemaren aku berobat gara2 tenggorokanku ga enak plus agak2 batuk & pilek. Dokter nanyain apakah aku alergi ama obat tertentu. Aku ceritain kalo akhir tahun kemaren aku pernah flu & dikasih obat trus jadi cegukan ga brenti2. Aku pun dikasih obat radang,batuk,pilek & antibiotik. Hari itu aku makan semua obat itu.

Sabtu paginya aku mulai cegukan & ga brenti2. Aku coba minum air banyak,masih cegukan. Aku coba tahan nafas..3detik..5detik..10detik..hiks..tetep cegukan. Pernah baca di internet salah satu cara nyembuhin cegukan adalah naruh gula pasir di bawah lidah. Iya,di bawah lidah. Eh beneran ternyata cegukanku brenti..1menit..5menit..7menit..10menit..hiks..ternyata cuma bertahan 10menit. Akhirnya pagi itu aku berobat. Dokternya beda sama yg ngasih aku obat radang. Dia pendiem banget, ga banyak ngasih penjelasan. Malah aku sendiri yg nanya obat apa aja yg aku terusin & yg aku stop. Obat pilek & batuk ga perlu diterusin. Aku dikasih obat2 anti kembung, tapi ga ampuh. Cegukanku masih ga brenti2. Simptompnya kalo perutku kosong aku langsung cegukan. So aku makan pisang beberapa jam setelah makan,biar perutku ga kosong. Alhamdulillah lumayan membantu but not last 😦 sampe malem aku masih cegukan. Abis makan malem aku minum susu, karena aku pikir perutku kan asam lambungnya lagi bermasalah so aku kasih susu deh yang bersifat basa. Cara ini juga lumayan membantu but still not last.

Hari minggu aku mutusin untuk berobat lagi karena senin dah puasa. Pas puasa perut kan kosong nah aku khawatir cegukanku makin menjadi. Dokternya beda ama 2 dokter sebelumnya, yang ini sangat komunikatif. Dia ga sekedar ngasih obat, tapi ngasih penjelasan juga. Dia juga nanya apa aja yang aku makan sebelum mulai cegukan. Beberapa hari sebelum cegukan aku sering minum teh panas & sepertinya itu penyebabnya. Dokter juga ga nyaranin minum air panas, ga bagus buat radang. Kalo mau minum air anget yang mendekati adem. At the end aku dikasih obat anti cegukan yang dosisnya sehari 1x,supaya bisa diminum pas puasa. Hari itu aku minum obat anti cegukan itu.

Malem itu abis tarawih cegukanku kambuh lagi. Minum susu & makan pisang juga ga membantu. Aku biarin aja sampe ketiduran. Pas sahur cegukanku dah brenti. Imsyak..subuh..berangkat ke kantor..dhuhur..ashar..maghrib..alhamdulillah sampe buka puasa cegukanku ga kambuh lagi. Sejak saat itu aku ngurangin minum teh ama kopi.

Ngantuk dan tidur “berjamaah” on first day in ramadhan

Assalamualaykum,

Halo semua, sebelum saya menceritakan kisah saya pagi ini, ijinkan saya dan juga suami saya mengucapkan selamat menjalankan ibadah di bulan suci ramdhan. Semoga puasanya lancar, tilawahnya dimudahkan, tarawihnya tetap semangat baik diawal, ditengah maupun di akhir ramadhan dan diberikan kelapangan rizki untuk banyak banyak bersodaqoh, amin :).

Kami juga menghaturkan mohon maaf lahir dan batin. πŸ™‚

Ok, so let’s start with my story this morning. Still related with ramadhan.

Due to ramadhan, my company give a chance for all moslem staffΒ  to start working early then can leave office earlier, Thus, we can prepare for breaking fasting. I am one of moslem staff who decide to enter earlier coz i want to leave earlier so hopefully still can prepare the foods for my lovely husband :).

Today is my first day to have working hours earlier. I need to reach office at 7 am, means that I need to leave home at 5.30 pm. So before subuh I need to get dressed then after subuh I can go. after 20 minutes waiting for the bus, at last I am in the bus..alhamdulillah. Actually I am still sleepy, so after 10 minutes in the bus, I was asleep.

Hampir nyampe Puri mall, gw kebangun dunk, dah mau nyampe. nha yang bikin eng ing eng, pas gw liat sekeliling, Masya Allah, hapir semua penumpang lagi tidur…wala wala wala, baru kali ini gw naik bis ke kantor, dan semua penumpang lagi tidur..untungnya pak supir tetep terjaga dan mengendalikan bis kami dengan baik, ndak ikutan ngantuk.

Karena baru hari ini gw berangkat sepagi tadi pagi, so agak kaget dan bertanya2, ini memang sudah biasa buat mereka yang harus berangkat amat sangat pagi, atau karena masih ngantuk habis bangun sahur yang pastinya nda sempet tidur lagi…hehehe

but anyway, Alhamdulillah I can reach office safely πŸ™‚

selamat berpuasa πŸ™‚

Iseh penak zamanku

Tahun ini udah 13 tahun negara tercinta kita di era reformasi, era yang katanya ngebentuk ulang (re-form) kondisi yang udah aja jadi lebih bagus. Banyak orang ngarepin era ini lebih enak daripada pas zamannya pak Harto. Tapi kenyataannya tetep aja harga-harga pada mahal,cari kerja ga gampang,korupsi malah makin menggila,politikus juga nakal-nakal,kriminal makin variatif,dll. Pemimpin yang ada juga yaa ga bagus-bagus amat dibanding era orba.

Orang-orang pada ngeluh “masih enakan zaman pak Harto”. Aku setuju bangettt…pas zaman pak Harto aku ga mikirin biaya sekolah, biaya makan, biaya listrik, cicilan rumah, dll. Ya iya lah, soalnya dulu aku masih kecil, apa-apa tinggal minta ama orang tua πŸ˜€

Ironi kultur pengendara kendaraan bermotor di Jakarta

Kesellllllllll, dongkol, rasa takut, bener2 jadi nambahin capek hari2 ku menysuri Tangerang-Jakarta.

Kenapa ya, culture orang Jakarta klo bawa kendaraan pengennya kaya Stoner, padahal jelas2 mereka nyetirnya di Jalan raya, buka di Sirkuit Mogello

Kenapa ya , culture sebagain besar pengendara di jakarta suka banget menantang maut klo bawa kendaraan, padahal klo ditanya: “emang loe dah pade siap ketemu malaikat pencabut nyawa?” pasti sebagian besar langsung bilang nggak.

Kenapa ya, para bapak supir angkot dan bis yang terhormat, suka banget bikin penumpangnya serasa main Halilintar di Dufan, deg deg annnn terus. Kita ini manusia abang2, abang2 supir bukan sedang mengangkut sayuran.

Buatku yg belum memiliki mobil pribadi, transportasi publik seperti angkot dan bis menjadi satu2nya opsi, jadi what to do. Sebenarnya banyak juga para supir bis dan angkot yang sopan klo bawa angkot dan bis nya, tapi lebih banyak yg nggak sopan, ditambah lagi pengendara lain juga sama nggak sopannya, makin stress dah .

Pagi ini seperti biasa aku naik bis saat akan menuju kantor. Alhamdulillah tidak lama menunggu bis jurusan bekasi yang juga akan berhenti di pintu tol Kbn Jeruk tiba. hup, naik, dan dapat duduk di depan. Masuk tol dimulai…sudah keliatan dari awal si abang supir suka ugal ugalan bawanya, nha puncaknya saat akan tiba di pintu tol kebun jeruk, si abang nggak sabaran, dia nekat nyalip bis lain dari kiri ( bahu jalan yang paling kiri) sedangkan bahu jalan paling kiri semakin lama semakin menyempit, plus bis yang di salip nggak mau ngalah, udah dee, hampir aja bis kita bertabrakan dengan bis yang disalip plus dengan pembatas jalan, semua penumpang dah panik. Untungnya sudah sangat dekat dengan pintu Tol kebun Jeruk, jadi aku bisa segera turun.

Cerita belum selesai, untuk mencapai kantorku aku harus sedikit berjalan dari pintu TOL, dan jalana disekitar situ mmg sangat ramai, saat mau menyebarang, tiba2 ada motor belok tanpa mengurangi kecepatan, sampai kaget aku dibuatnya, belum berselang semenit, tiba2 ada motor yang cuma berjarak 2 meter dari ku, nyeruduk motor depannya…Masya Allah, pada kebelet ke belakang kali ya, sampai semuanya srudak sruduk ndak jelas.

Ya Allah, terima kasih Engkau masih berikan keselamatan buat kami semua, Hamba mohon sadarkanlah bapak Sopir tadi, agar lain kali tidak lagi seenak perutnya membuat semua penumpang panik…amin